Feeds RSS
Feeds RSS

Tuesday, April 28, 2009

Mengenal NYA

Bumi ada sepertinya tanpa permulaan, dan entah akankah yang ada merasakan berakhirnya. Bermilyar-milyar manusia yang pernah ada, ada dan yang akan ada tinggal dibumi. Sungguh jumlah yang teramat sangat besar, dan dari kesemua manusia itu tidak ada satupun yang sama persis. Meski ada kembar identik, namun pasti ada perbedaan untuk keduaanya. Sebut saja sidik jari, sidik jari yang dipunyai kembar identik pasti beda, begitu pula manusia yang bermilyar-milyar tadi. DNA atau Deoxyribonucleic acid merupakan suatu yang tidak akan pernah sama antara manusia yang satu dengan yang lainya. Jelas ini ada suatu "system" dalam pembentukannya, "system" yang teramat sangat sempurna hingga tiada kesalahan dalam pembentukannya ( dibuktikan dengan tidak adanya DNA yang sama diantara manusia).


Kehidupan manusia berawal dari pada sesuatu yang hina, tapi mengapa manusia bisa mendapatkan kehormatan setelah hidup dan tumbuh. Seharusnya yang diawali kehinaan akan berakhir dengan kehinaan yang sama, namun kenyataannya manusia tumbuh dan menjadi besar sebagian berubah menjadi mulia dan sebagian yang lain makin dalam kehinaan. Sungguh semuanya ini ada yang mempunyai "aturan" yang tak bisa terbantahkan . Bukan hanya manusia, makhluk hidup yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan lahir kedunia tanpa membawa bekal apapun tapi bisa tumbuh dengan makanan yang ada. Yang menjadi pertanyaan, siapa yang menyediakan makanan itu?, bahkan lebih daripada itu siapa yang mengadakan tumbuhan ,hewan dan tentunya manusia?.


Tentu jawaban atas pertanyaan diatas akan sangat naif bila dijawab dengan selain Ia, Allah Jalla wa 'Alaa. Dia mengatur semua kebutuhan makhlukNya, diaturnya bagaimana agar makhlukNya yang lemah sekalipun mendapatkan kebutuhannya. Hewan dan tumbuhan tak pernah memikirkan bagaimana ia akan mendapatkan kebutuhannya, tapi tercukupilah kebutuhannya.

Terlebih manusia, yang diberikan kewajiban atasnya. Kewajibannya yang hanya diemban oleh makhlukNya yang mempunyai daya pikir, dan dengan kekuatan pikirnya itu seharusnya menjadikan dirinya makin dekat dan menyadari siapa dirinya. Apakah anda berpernah berpikir, dahulu ketika pendapatan yang masuk sedikit maka sedikit kebutuhan kita, sedikit pengeluaran. Namun ketika kebutuhan makin bertambah, makin banyak maka tanpa disadari maka pendapatan akan bertambah, meningkat. Siapa yang menambahkan pendapatan kita? Atasan? Bos?, sungguh yang menambahkan akan pendapatan kita ada Allah Jalla wa 'Alaa. Dia yang mengetahui segala kebutuhan hambaNya, maka jangan sekali-kali berpusing mengenai apa yang telah disiapkan oleh Nya. Maka jangan merasa sombong dengan memikirkan yang bukan kemampuan kita.

Belajarlah mengenal kelemah diri, maka kau akan mengenal Kekuatan Ilahi.
READ MORE - Mengenal NYA

Tuesday, April 21, 2009

Menguji Cinta

Tersebutlah keluarga bahagia ditengah kota yang penuh dengan kesederhanaan, penduduknya penuh dengan ketenangan serta kesejahteraan.Keluarga Salam begitulah namanya,tentunya Salam adalah nama dari kepala keluarga. Salam yang beristrikan seorang wanita yang taat dalam agama, selalu dapat menempatkan diri dan pandai bersikap. Membuat Salam menjadi sangat mencintainya. Kehidupan keluarga inipun dijalankan sama seperti penduduk kota lainnya yaitu penuh dengan kesederhanaan.

Dalam kesehariannya sang istri pandai dalam bersikap kepada suaminya. Sebelum berangkat bekerja, Salam sang suami selalu dihadiahkan secangkir teh manis diatas meja makan. Ketika pulangpun, Salam disambut dengan senyum yang terlontar dari bibir merah merona. Hingga menghapuskan kelelahan karena bekerja.Ketika waktu shalat tiba, Salam selalu mengutamakan untuk hadir dalam jama'ah, namun bila ada uzur maka istrinyalah yang menjadi makmun atas ia. Begitu indahnya kehidupan keluarga ini, sepertinya tiada yang salah didalamnya.Hingga suatu saat, pada suatu malam Salam berbincang dengan sang istri. Berbicara dengan nada keseriusan yang sang jelas, dan sang istri mendengarnya bagai tersambar petir. "Sayang.." panggil Salam pada istrinya. "Iya mas.."jawab sang istri. " Kehidupan kita bersama sudah lebih dari 10 tahun, kau selalu patuh pada mas, melayani mas dengan tanpa ada kesalahan sedikitpun, kau juga istri yang sholeha, tapi apakah kamu tidak jenuh atas semua ini?" tanya Salam. "Maksud mas bagaimana?" tanya sang istri dengan penuh kebingungan." ya..mas ingin kamu ada teman dalam melayani mas, jadi kamu ada teman untuk berbicara" jelas Salam kepada istrinya.

Semakin tidak mengerti sang istri dengan pembicaraan Salam, "Maksud mas?". " mas ingin mencari teman untuk mu, mencari istri kembali..", jawab Salam. Paniklah sang istri mendengar jawaban Salam. Inilah perkataan yang ditakuti oleh sang istri sejak menikah, bahkan jauh sebelum menikah. Bertanya-tanya dalam hati sang istri, sebenarnya kesalahan apa yang telah diperbuatnya hingga Salam sang suami ingin memadunya, sungguh kejam keadaan ini gumam istri dalam hati. Istri Salam walau sudah mengetahui kemuliaan akan seorang istri yang telah menempatkan cintanya pada suami setelah cintanya pada Allah dan Rasul sungguh besar balasannya, tetap saja terasa berat untuk menerima.

Berubahlah keadaan keluarga ini setelah peristiwa malam itu, istri lebih banyak murung ketika dekat Salam, bahkan sering kali menangis sendiri karena memikirkan keadaan ini. Sungguh ujian yang teramat berat bagi sang istri dengan keadaan ini. Namun sang istri tahu kemana harus ia mengadu dan berbagi cerita tentang masalah ini, yaitu kepada yang memberikan syariat ini, yaitu Allah Jalla wa Alaa. Tiap malam dilewati sang istri dengan tetesan air mata tatkala mengadu tentang masalahnya kepada Sang Khaliq, tangan yang diangkat memohon petunjuk agar tak salah melangkah, menundukan hati agar tidak terjerumus dalam dosa.

Hingga suatu pagi sang istri memberanikan diri untuk menjawab permintaan sang suami, diutarakannya jawabannya sesaat sebelum suami berangkat untuk bekerja. "Mas, aku telah memikirkan permintaan mas untuk mencari teman untukku, dan aku....",diam sejenak sang istri untuk menjawab,mulailah tetesan air mata mengalir dari pojok mata sang istri, dengan suara terisak ia melanjutkan jawabannya "aku..a..ku..siap di..madu". Tersenyumlah Salam mendengar jawaban istrinya lalu ia berkata "Istriku..kau ambillah surat yang ada dibawah baju dalam lemari, dan kau bacalah dengan hati-hati", kata Salam seraya pamit berangkat menuju tempat kerja.

Setelah suaminya hilang dalam pandangan, sang istripun dengan terburu-buru menuju lemari yang dimaksud suaminya. Ditemukan sebuah surat dalam amplop yang tersimpan rapi, dibuka amplop tersebut kemudian diambilnya secarik kertas dari dalamnya, dan mulailah dibaca...

Bissmillahirraahmanirraahiim.
Assalamualaikum Wr. Wb.

Ba'da Tahmid untuk Ilahi dan Shalawat untuk Rasulullah..
Istriku sayang, mas tahu kau sangat sayang pada mas, sejak lama kita bersama namun tiada sedikitpun perselisihan antara kita. Karena engkau tahu bagaimana harus bertindak. Kau sangat mengerti bagaimana menghormati mas. Kau bagai bidadari yang hadir didunia ini untuk menemani mas dalam berbakti pada Allah dan teman dalam mencintai Rasul.

Mas tahu permintaan yang mas utarakan pada malam itu sangat berat bagi mu, karena kau sangat mencintai mas. Maka dari itu mas berikan waktu kepadamu untuk memikirkan jawaban yang terbaik untuk permintaan mas itu. Bila jawaban yang kau beri kau menolak atau mengatakan tidak, artinya mas harus lebih sering menuntunmu untuk mencintai Allah dan RasulNya diatas segalanya, bahkan pada cinta suaminya sendiri. Bukankah Rasul pernah bersabda "Tidak beriman salah seorang hamba hingga aku lebih dicintai daripada keluarganya, hartanya dan seluruh manusia yang lainnya". (Mutafaq ‘alaih).Dan mudah-mudahan kau bisa menempatkan dimana seharusnya cinta pada suamimu terletak.

Bila jawaban yang kau beri menerima atau iya, maka tidak ada alasan lagi bagi mas untuk mencari istri lagi, bila yang ada disamping mas adalah istri yang sholehah. Istri yang mengerti dalam bersikap dan menaruh cinta suaminya pada tempatnya.

Istriku, yakinlah apapun jawabanmu, mas selalu ada disampingmu...

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Suamimu...Salam.

Meneteslah kembali air mata sang istri selepas membaca surat dari suaminya, tapi bukan airmata kesedihan namun air mata kebahagiaan karena mempunyai seorang suami yang mencintainya karena ingin mendapat Keridhaan Ilahi.
READ MORE - Menguji Cinta

Tuesday, April 14, 2009

Mencintai dengan Komunikasi

"Witing Tresno Jalaran Songko Kulino"
Jatuh Cinta Karena Sering Bertemu...Peribahasa dalam sastra Jawa kuno yang sederhana namun masih sangat relevan dengan keadaan sekarang. Siapa yang bisa jatuh cinta hanya karena perjumpaan yang sesaat, walau sekarang ada pepatah yang mengatakan Cinta Pandangan Pertama namun pasti ada pertemuan yang instens setalah itu. Itulah yang namanya awal permulaan cinta, dengan seringnya berjumpa maka semakin banyak informasi yang didapat mengenai pujaan hati. Akan terasa sangat menyesakkan dada ketika keinginan untuk berjumpa tertahan, dan itulah yang dinamakan rindu. Mungkin sehari seminggu masih dapat bertahan dalam terpisah dengan jarak pada sang kekasih, namun sehari atau seminggu itu terasa sebulan bahkan setahun. Untuk melepas kerinduan itu maka berbagai cara dilakukan, biarlah hanya suara yang didapat namun itulah obat kerinduan yang paling mujarab. Walau hanya dengan suara cintapun bukan makin redup namun makin menggelora membakar rindu didada.

Maka tak jauh berbeda dengan cinta kepada Allah Jalla Wa 'Alaa dan Rasulullah SAW, cinta hanya dapat ditumbuhkan dengan perjumpaan ataupun komunikasi yang instens. Yang menjadi pertanyaan dengan apa kita berkomunikasi dengan Allah Jalla Wa 'Alaa atau Rasulullah SAW sang pujaan hati?. Banyak sarana dan cara untuk menjadikan cinta pada Nya lebih membakar diri ini, ibadah-ibadah yang ada adalah sarana dan cara untuk melakukan komunikasi dengan Sang Khaliq dan Sang Khatimul Ambiyaa.

Shalat adalah cara bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan Allah Jalla Wa 'Alaa, bukan hanya shalat caranya, tilawah dan berdo'a adalah komunikasi yang bisa dilakukan untuk mendapatkan cinta dan kedekatan denganNya. Berbicaralah denganNya untuk menghilangkan rindumu dengan Nya, berkeluh kesahlah dengan Nya untuk mendapat perhatian denganNya. Dan inilah bedanya antara Allah Jalla Wa 'Alaa dengan makhlukNya, bila ada manusia menjadi tempat berkeluh kesah maka ia akan membenci temannya itu yang selalu berkeluh kesah, berbeda dengan Allah Jalla Wa 'Alaa, yang makin mencintai hambaNya apabila hambaNya makin sering berkeluh kesah denganNya.

Baca riwayat Nabi Muhammad SAW, maka kita akan mengetahui perjalanan hidupnya, perjalanan dakwahnya dan perjalanan kehidupan dalam mencintai ummatnya. Bagindalah satu-satunya yang mencintai ummatnya walau beliau belum pernah berjumpa dengan ummatnya. Rasulullah SAW tak menamakan orang yang ada disekelilingnya semasa beliau ada dengan Saudara, tetapi dinamakan Sahabat. Maka siapa yang dimaksud dalam sabda beliau " aku rindu dengan saudara-saudaraku ", Rasul mengatakan " Saudaraku adalah ummatku yang mencintaiku walaupun mereka tak pernah bertemu denganku " .Begitu besar rindu beliau kepada ummatnya, ummatnya yang ada saat ini, ummatnya yang terbentang jarak selama 14 abad. Lalu siapa sebenarnya yang mencintai? Rasulullah SAW kan yang mencintai umatnya atau ummatnya yang mencintai Beliau?. Yang pasti sangat berat kecintaan seseorang apabila merindukan seseorang yang belum pernah berjumpa, dan cinta ini tak akan ada diantara dua manusia biasa, melainkan Rasulullah dan ummatnya. Pantaslah imbalan dari mencintai beliau adalah akan dikumpulkan dalam syurga Allah Jalla Wa 'Alaa dengan Baginda didekat telaga Haudh. Namun mencintai beliau bukan hanya perasaan cinta yang tanpa bukti, dituntut bukti yang nyata akan kecintaan kepada Rasulullah SAW yaitu menjalankan Sunnah Rasul.

Yaa Raahman Yaa Raahiim, Berikanlah kami cinta yang selembut sutera, seputih salju dan sekuat baja kepada Mu dan Rasul Mu. Balikan hati kami pada kecenderungan mencintai kebaikan dan kebenaran, Buat hati ini membenci kebathilan dan kemaksiatan. Yaa Raahman Ya Raahiim berikan cinta yang tak pernah redup kepada kami, mencintai kepada sesama muslim dan muslimat dalam kerangka ukhuwah islamiyah..Aamiin...
READ MORE - Mencintai dengan Komunikasi